Sabtu, 13 Juni 2015

Cinta dalam Asa


Berdiriku disini bukan tanpa alasan..
Saat ku melihatmu ada disana, bekerja tanpa lelah melayani pengunjung kafe itu..
Berat rasanya untuk mengucapkan selamat tinggal, bukan karena aku menyerah tapi justru karena aku ingin melihatmu bahagia...tanpa aku...

15 menit aku berdiri disini, tetap melihatmu disana..
Ingatanku membuka kenangan indah bersamamu 3 tahun terakhir ini..

Di sekolah yang sama kita belajar, dengan seragam dan aktifitas yang nyaris sama kita lakukan bersama. Satu sekolah, satu organisasi, satu waktu belajar yang sama.
Mungkin kau tidak tau, dirimu yang membuatku semangat belajar dan terus menjalani waktu SMA ku dengan penuh bahagia.

Saat pertama kita bertemu di saat ospek siswa baru, biasa saja...
Hari-hari berlalu selama ospek...biasa juga..
Sampai suatu hari, saat aku kebingungan karena kacamataku hilang...dan kau memberikannya padaku...walau bikin heboh teman-temanku, karena kau mengumumkannya di tengah lapangan... haha..

Itu hari pertama kita bertatap muka langsung, mungkin itu hari pertama kau masuk dalam hati dan pikiranku...senyummu..tatapanmu..keramahanmu...entah mengapa membuatku selalu mengingatmu sejak saat itu...

Dan entah mengapa bagai sebuah takdir, setelah itu kita selalu bertemu di berbagai kesempatan...

Mungkin aku telah jatuh cinta padamu, bukan karena kaca mata lho, namun karena sikapmu yang begitu mempesona, keramahanmu, kabaikanmu, citra dirimu, dan eksistansimu di sekolah membuatku kagum..

Entah mengapa walau berusaha keras aku mengalihkan pikiranku darimu, tetap saja jalan takdir terus mempertemukan kita..

Entah kau tau atau tidak jika aku jatuh cinta padamu sejak kelas 1SMA..(sampai sekarang..)
Mungkin kau tau.. atau mungkin memang gak tau..
Saat itu, aku tak pernah menyangka bisa berkenalan denganmu...dan entah apakah memang sebuah takdir, waktu demi waktu, langkah demi langkah semua semakin mendekatkan kita..

Jadi pasangan tutor di salah satu tugas sekolah membuat kita harus sering berkordinasi, saat aku jadi PIC kelas 1 di organisasi sekolah membuat kita sering bertemu di saat rapat, jadi perwakilan sekolah di lomba antar sekolah walau berbeda bidang itupun membuat kita sering bertemu..

Bahkan saat kau ternyata pindah kost di dekat rumahku...ya jadi sering ketemu deh..haha

Kau baik dan ramah pada semua orang, suka bersahabat itulah mengapa kau "mengangkatku" sebagai sahabatmu..

Hari demi hari selama 3 tahun kita bersama, kau dan aku dekat...Saat suka ataupun duka bahkan salah paham sudah kita lalui.. Sepertinya kita sudah saling tau tentang diri masing-masing...mungkin 1 hal yang tidak kau tau..tentang perasaanku padamu...

Entah mengapa, akupun tidak bisa mengungkapkan perasaanku, karana banyak hal...
- Kau jauh lebih populer dariku, banyak wanita yang menyukaimu, tipe wanitamupun bukan aku
- Kau sering bercerita tentang wanita kau suka kepadaku, si A..si B..si C...dll
- Kau sahabatku, aku takmau mengaburkan tali persahabatan ini
- Kau terlalu baik bagiku, aku sering menyusahkanmu karena kau jauh lebih pintar dariku..
- mungkin jika aku terus disampingmu, kau akan kerepotan dengan kecerobohanku, kebodohanku, dan semua tingkah anehku..

Sudah 3 tahun kita bersahabat, Kau sudah lulus lebih dulu dariku..sekarang kau mendapat beasiswa untuk kuliah di universitas ternama, tapi itu tak membuatmu besar kepala. Kau tetap orang yang sama baik dan ramah kepada semua orang..Sambil kuliah kau bekerja paruh waktu di sebuah kafe..Itulah tempat "penyelamatku"...karena disini aku bisa tetap melihatmu dan bertemu denganmu..setelah kau pindah kost dekat dengan tempat kuliahmu.. 
Umh..gumamku sambil tersenyum sendiri..

Owh tak terasa hampir 30 menit aku berdiri disini, dan... tetap menatapmu disana..

Sudah 1 bulan kita tidak bertemu dan tidak saling memberi kabar..ya karena aku ujian, kita komitmen untuk fokus dulu masing-masing..

Sebenarnya aku tetap ingin disini..di kota ini, tetap berdekatan denganmu..namun begitu banyak yang aku lalui, ditambah dengan permohonan seorang temanmu yang begitu menyukaimu, sepertinya aku harus pergi..

Kaupun sepertinya suka dengan wanita itu..jadi untuk apa aku disini, mungkin bagimu tidak masalah tapi itu masalah buatku....

Owh, waktu istirahatmu tiba..baiknya aku segera menelponmu untuk menemuiku disini..

Tot..tet..tot, saat ku akan menelpon.......
Hei siapa itu, seorang wanita menghampirimu dan kaupun menyapanya dengan gembira..
Owh ternyata dia...tuh kan..kalian memang sangat akrab..mungkin ada info yang aku belum tau nih..apa mereka sudah bersama?...atau hanya sahabat?..atau bagaimana?

Ah...pusing sekali..ya sudahlah...mungkin ini petunjuk bagiku untuk tidak menemuimu, nanti via phone saja aku memberitahumu..

Dan akhirnya akupun berbalik..melangkah pergi meninggalkan tempat itu..

Namun..

"Alya...." seseorang memanggilku, "Alya..." oh itu suara Kak Fikri..
mmm..aku berbalik atau lanjut ya...ini membuatku bingung, walau akhirnya aku memutuskan untuk terus melangkah dan mempercepat langkahku...

"Alya...!!!" teriak Fikri, sambil tiba-tiba menarik tasku..

"Eh...iya" jawabku gugup, dan terpaksa menoleh karena tasku dipegangnya..

"Kamu...kenapa pergi..sudah lama berdiri disitu, kirain mau ketemu aku..." tanyanya sambil memasang muka cemberut..
Tapi langsung menyapa kembali dengan sikapnya yang ramah seperti biasa.." Kamu mau ketemu aku kan...??? hehe..."

"Eh...gak koq, aku kebetulan lewat.." jawabku kikuk
"Ah...pura-pura...aku tau kamu berdiri lama di tempat itu....hehe" godanya..
"Sudah sebulan aku terus memperhatikan tempat itu, berharap kamu akan muncul...tapi bener deh, fokus banget belajarnya..ampe lupa jengukin sahabatnya...hadeuh.." ungkapnya

"oh..hehe..iya nih kak...maaf, aku kan gak sepintar kakak jadi aku harus fokus belajarnya.." jawabku
"Iya..oke lah...bagus itu harus fokus..." ungkapnya sambil bergaya ngece..
"Jadi kenapa kamu pergi, udah disini koq gak panggil aku sih?" Tanyanya

"oh...ummm..itu..." aduh, aku bingung nie mau bilang apa..
"Hadeuh..kamu...kelamaan belajar jadi kikuk gitu, ya sudah yuk kita duduk sambil makan, mumpung masih istirahat nie akunya..." ajaknya sambil menarik tasku...

Awalnya aku mau saja ikut, tapi saat kulihat Kak Ovi, wanita yang menyukai Kak Fikri menatapku dengan muka yang keliatannya tidak suka...Aku nolak deh...

"Eh maaf Kak Fikri, aku harus pergi, kebetulan pesawatku akan terbang sore ini, jadi aku harus mengejar waktu nih.." ungkapku berbohong, padahal aku perginya baru besok..

"Hah..mau pergi kemana?" tanyanya sambil mengerutkan dahinya
"ummm...itu...aku harus pergi ke luar kota, karena kuliah dan papaku tugas disana.." jawabku
"APA!!!...kamu mau pergi jauh baru bilang sekarang?!?!" teriaknya..

"Kenapa baru sekarang ngasih taunya sih, aku tuh dah nurutin kamu buat gak ketemu sebulan biar fokus belajar, masa sekarang tiba-tiba mau pergi.."
"Kamu nih alasan aja ya kemarin belajar padahal emang mau ninggalin.."

"Eh..gak koq kak..aku...aku.." entah mengapa aku tak bisa berkata-kata, bukan karena melihatnya marah, namun karena luapan emosi perasaannku yang meluap memenuhi kerongkonganku...dan aku takbisa mengatakan kalau aku gak bisa didekatnya melihat bersama wanita lain..

"maaf kak..aku tak bisa bicara sekarang, aku hanya ingin pamit..terima kasih buat semuanya.." jawabku sambil menarik tasku dan segera berlari meninggalkan Kak Fikri..

Ternyata Kak Fikri ikut berlari mengejarku dan segera menyegat didepanku, "ALYA..kamu kenapa sih, salahku apa..koq kamu kayak gini?" tanyanya

Aku tak menjawabnya dan segera menghindar dan berlari lagi...sampai aku terhenyak karena tiba-tiba lenganku ditarik oleh Kak Fikri.. "ALYA...NGOMONG DONG..JANGAN MENGHINDAR TERUS..."
Teriaknya marah..

Sebelum aku menjawabnya..tiba-tiba...

"Fikri, udah biarin aja Alya kan mau pergi..koq ditahan-tahan gitu" ternyata Kak Ovi sudah ada dibelakangku.. "Kan walau Alya pergi, masih ada aku.." ucapnya sambil memegang tangan Kak Fikri..

HUFH...itu semaki membuatku ingin berlari, dan tak sadar air mataku menetes

"Ovi diam jangan ikut campur..!!" teriak Kak Fikri, sambil menghempaskan pegangan tangan Kak Ovi..

"ALYA..NGOMONG DONG...AKU GAK AKAN NGELEPASIN SAMPAI KAMU BILANG ADA APA.." teriaknya..

"Udah Alya bilang aja, kamu kan cuma mau pamit..atau nanti aku kasih tau Fikri lho.." bisik Kak Ovi yang semakin membuat aku emosi..karena kalo Kak Ovi bilang ke Kak Fikri kalo aku menyukainya, mau ditaruh dimana mukaku ini..

"Maaf Kak Fikri, betul aku hanya ingin pamit, aku sudah cukup tenang melihat kakak disini bersama Kak Ovi, sehingga ada yang menemani.." jawabku sambil berusaha melepaskan pegangan Kak Fikri

"Ya oke kalo mau pamit, tapi kan bisa di obrolin baik-baik..gak harus selintas kayak gini, kita ini sudah lama bersama, aku gak ngerti kalo sikap kamu kayak gini"jawab Kak Fikri..

"Sudahlah kak..kita kan cuma sahabat..jadi...aku cuma mau pamit dan pergi.." jawabku sambil melepaskan pegangannya dan berjalan kembali.

"ALYA!!!...." teriaknya tapi aku hiraukan saja..."ALYA!!" sekali lagi Kak Fikri memanggilku...dan aku tetap hiraukan..

"ALYA!!! kamu bukan sahabatku.....tapi cinta sejatiku.." teriaknya lirih..

DEG....aku langsung terhenyak dan langkahkupun terhenti..

"Ya..Alya..aku mencintaimu...walau aku tidak tau kapan aku menyukaimu...tapi 1 bulan ini saat kau tidak ada, aku baru menyadarinya..kalo aku sangat merindukanmu.."
"ALYA..maafkan aku, karena melanggar persahabatan kita.." ungkapnya...
"Kau boleh marah kepadaku tapi tolong jangan tiba-tiba pergi meninggalkan aku, jika kau tidak ingin aku mencintaimu sebagai seorang wanita, tolong tetaplah menjadi sahabatku.."

Aku tak bisa berkata-kata, hanya airmata yang menetes begitu derasnya, ternyata perasaan kami sama..

"Alya, kau menangis?? kau marah padaku?" tanyanya yang tanpa kusadari sudah berdiri didepanku..
"Tidak Kak Fikri,aku tidak marah kepadamu..terima kasih kakak sudah membalas cintaku dengan cinta kakak.." jawabku

"HAH..kamu cinta aku juga..." teriaknya.."Hahahahahahaha" Kak Fikri tertawa dengan lepasnya..."syukurlah, jadi kamu gak akan ninggalin aku kan?" tanyanya..
"Maaf kak, aku memang harus pergi...tapi aku akan tetap bersamamu sampai aku kembali nanti..dan tidak akan pergi menghilang seperti niatku semula"jawabku

"Janji ya..." ungkapnya sambil tersenyum
"iya..." jawabku membalas senyumannya....

Akhirnya kami pun tetap berhubungan sampai 6 bulan kemudian, Kak Fikri datang kerumahku untuk melamarku menjadi istrinya...

----------------------------------------------------End---------------------------------------------------------
by: zhowie